Selasa, 13 Juli 2010

PROFIL AGRIRANCH DOMBA


Kebutuhan daging untuk bangsa Indonesia merupakan suatu peluang yang dijemput oleh Agriranch. Sangat disadari bahwa kebutuhan daging bangsa ini harus mampu dipasok dari aktifitas budidaya peternakan dalam negeri, tanpa harus import dan bahkan kalau mau kita harus eksport dari kelebihan kebutuhan kita. Kondisi ini sangat mungkin dikerjakan mengingat Indonesia memilki berbagai jenis ternak lokal (native animal), mulai dari ruminansia besar sampai ruminansia kecil. Pengembangan ternak lokal dirasa jauh lebih mudah dibandingkan dengan harus mengimport ternak dari luar, mengingat kondisi agroklimat terkait dengan sumber daya pakan maupun ketrampilan peternak yang sudah sangat sesuai untuk budidaya ternak tersebut. Untuk menjadikan ternak lokal sebagai primadona di Negara ini diperlukan suatu langkah kongrit seperti : pengelolaan ternak yang mengarah pada profit usaha melalui jumlah pemilikan ternak yang ideal, penggunaan teknologi yang adaptif serta jaminan pasar yang memadai.

Domba merupakan ternak lokal Indonesia yang banyak terdapat di propinsi Jawa Timur. Domba di Jawa Timur tergolong jenis domba ekor gemuk yang merupakan penghasil daging yang baik. Disadari atau tidak domba ini mempunyai peran yang besar dalam memasok daging khususnya untuk jenis makanan tradisional sate, meskipun namanya sate kambing tetapi sebagian besar dagingnya berasal dari domba, sehingga sering terdengar ungkapan “domba punya daging dan kambing punya nama”. Potensi ternak domba sudah tidak diragukan lagi, mengingat ternak ini fertilitasnya sangat tinggi, potensi kelahiran kembar lebih bari 80%, sehingga tiap 2 tahun mampu menghasilkan 5 ekor anak (cempe). Pakan domba hampir sama dengan sapi, yaitu dapat bertumpuh pada rumput-rumputan yang agak berbeda dengan kambing yang pakannya harus tinggi kualitasnya yaitu daun-daunan khususnya daun leguminosa. Domba sangat responsive terhadap perbaikan kualitas pakan, karena dengan penambahan konsentrat yang ideal berat badan ternak ini dapat mencapai 150 gram/hari. Potensi ini yang ditangkap oleh Agriranch sebagai komuditi ternak lokal yang primadona.
Usaha peternakan domba oleh Agriranch diawali dengan usaha penggemukan domba jantan. Selama menjalankan program penggemukan ini pihak Agriranch merasa kurangnya pasokan bakalan di pasar ternak, baik dalam jumlah dan kualitas bakalan. Situasi ini membuat pihak Agriranch mengembangkan usaha breeding domba dengan tujuan menghasilkan bakalan domba untuk program penggemukan dan nantinya akan mengarah pada pengembangan usaha di bidang frozen meet domba untuk pasar eksport.

Kemitraan Mandiri - Program breeding Domba Agriranch

KEMITRAAN MANDIRI
PROGRAM BREEDING AGRIRANCH


Agriranch
Agriranch adalah suatu perusahaan peternakan domba yang berlokasi di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dan Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Budidaya domba yang dilakukan oleh Agriranch meliputi Breeding dan Fattening. Sebagai upaya untuk mengembangkan usaha breeding domba, Agriranch mempunyai keterbatasan yang salah satunya adalah luasan lahan, sehingga dirasa perlu untuk bekerjasama dengan peternak melalui suatu pola kemitraan yang berprinsip saling menguntungkan.

Pengertian Kemitraan Mandiri
Kemitraan Mandiri adalah suatu kerjasama antara peternak domba sebagai mitra dalam budidaya ternak domba dengan Agriranch. Peternak Mitra melakukan budidaya domba dengan modal mandiri dan Agriranch menjamin pasar anak domba yang dihasilkan.

Pola Kemitraan
Program Kemitraan diharapkan dapat memberikan keuntungan kedua belah pihak (Peternak Mitra dan Agriranch). Peternak Mitra mendapatkan jaminan pasar dari anak domba yang dihasilkan dengan harga pasar serta mendapat bimbingan teknis budidaya domba dari Agriranch tanpa dipungut biaya. Agriranch mendapatkan pasokan bakalan dari Peternak Mitra dengan harga pasar untuk digunakan sebagai bakalan program penggemukan (fattening) dan peningkatan populasi domba betina pada program breeding.
Pola kemitraan diharapkan mempunyai keuntungan atau nilai tambah pada kedua belah pihak, antara lain :
Peternak Mitra :
a. Memanfaatkan lahan sebagai sumber hijauan pakan ternak (rumput, leguminosa atau tanaman lain), mengintensifkan lahan sekitar hutan, lahan pinggiran sungai dan lahan pertanian dengan memanfaatkan limbah pertanian tanaman pangan.
b. Membuka lapangan pekerjaan di daerah mitra.
c. Jaminan pasar anak domba yang dihasilkan dengan harga pasar, sehingga peternak Mitra mendapatkan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan peternak lain karena sudah meniadakan pedagang perantara yang biasa dialami peternak.
d. Mendapatkan bimbingan teknis dari Tim Breeding Agriranch dalam menjalankan usaha, karena keberhasilan Peternak Mitra merupakan keberhasilan Agriranch.
Agriranch :
a. Dapat menghemat waktu dan tenaga dalam pengadaan bakalan domba.
b. Mendapatkan mutu bakalan yang baik karena bibit/ induk dan pemeliharaan terjamin, karena termonitor oleh Tim Breeding Agriranch.
c. Mampu menjalankan usaha dengan baik, karena dapat mengasumsikan dengan benar tentang jadwal dan jumlah panen, karena suplai bakalan dari Mitra terjadwal dengan baik.

Tahapan Kerjasama
Kerjasama diawali dengan suatu niatan yang didasarkan pada saling membutuhkan, saling mengisi dan saling menguntungkan. Adapun tahapan kerjasama dapat diilustrasikan sebagai berikut :
1. Pengenalan terhadap Mitra
Pengenalan terhadap masing-masing pihak yang akan melakukan kerjasama adalah sangat penting, oleh karena itu Agriranch membuka pintu lebar bagi mitra yang ingin bergabung untuk berkunjung ke lokasi Agriranch. Adanya kunjungan tersebut diharapkan pihak Mitra ada gambaran tentang potensi usaha peternakan domba serta mengetahui kinerja Agriranch dalam menjalankan usahanya.

2. Survey Lokasi
Upaya rintisan kerjasama tentunya pihak Agriranch juga ingin mengetahui potensi sumber daya yang akan dikelola oleh Mitra. Apabila peternak Mitra tertarik untuk melakukan kerjasama dengan Agriranch, maka Agriranch akan melakukan survey lokasi. Adapun maksud dari survey untuk melihat potensi Mitra agar usaha yang akan dijalankan dapat berjalan dengan baik. Substansi survey meliputi :

o Sumber Hijauan dan potensi pakan lokal
Sumber hijauan pakan ternak merupakan faktor paling penting dalam menjalankan usaha breeding. Pembelian hijauan dari luar perlu dihindari karena nantinya menjadikan usaha ini tidak ekonomis lagi. Sebagai acuan untuk hijauan sebagai berikut :
➢ Seekor domba dengan berat badan 30 – 40 kg memerlukan pakan hijauan 4 kg hijauan segar/hari.
➢ Produksi rumput gajah dipotong 60 hari sekali :
• Di lahan sawah irigasi pemupukan urea 600 kg/Ha/tahun rata-rata 800 kg segar/ha/hari dapat menampung 200 ekor.
• Di lahan tegalan pemupukan urea 600 kg/Ha/tahun rata-rata 500 kg/Ha/hari dapat menampung 150 ekor
• Di bawah tegakan pohon sengon pemupukan urea 600 kg/Ha/tahun rata-rata 400 kg/Ha/hari dapat menampung 100 ekor.
Upaya peningkatan kualitas pakan tentunya tidak dapat bertumpuh pada rumput Gajah, sehingga perlu adanya pakan tambahan. Pada usaha breeding perlu dihindari memanfaatkan konsentrat yang berlebih, oleh karena itu sebagai langkah yang perlu ditempuh adalah budidaya tanaman leguminosa seperti : gamal (gliricidia), lamtoro, kaliandra, dadap dll. Leguminosa tersebut dapat ditanam bersama dengan rumput maupun di pekarangan sebagai pagar. Tanaman leguminosa tersebut produksinya lebih rendah dibandingkan rumput Gajah, tetapi mempunyai kandungan protein dan mineral 2 kali lebih tinggi dari rumput Gajah. Dengan pemberrian daun leguminosa 0,5 kg segar/ekor/hari, produksi ternak dan produksi cempe (anak domba) akan meningkat.
Sumber bahan pakan lokal seperti limbah industri pengolahan hasil pertanian dan industri rumah tangga sekitar lokasi perlu diinventarisasi, karena bahan pakan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas tampung ternak, selama bahan-bahan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal dan harganya terjangkau.

o Perkandangan
Lokasi kandang atau perencanaan dimana kandang akan dibangun merupakan faktor penting untuk keberhasilan usaha breeding domba. Sebagai bahan pertimbangan lokasi harus dekat dengan sumber hijauan, air, aman dan nyaman bagi peternak maupun peternak bekerja. Pada prinsipnya kandang diperlukan agar ternak merasa nyaman, aman dan memudahkan peternak untuk melakukan aktifitasnya, antara lain : pemberian pakan / minum, pembersihan kandang, pengawasan / pengamatan ternak yang kurang sehat dan pelaksanaan monitoring.
Lantai kandang dibuat panggung dengan tujuan untuk menjaga kesehatan ternak serta memudahkan pembersihan. Ukuran luasan lantai kandang untuk 1 ekor induk memerlukan 1 sampai 1,5 m2, dengan memperhatikan kecukupan untuk tempat pakan, artinya ternak jangan sampai berdesakan saat makan (tempat pakan dan minum terjangkau untuk semua ternak).
Pada usaha breeding diperlukan 3 kelompok kandang, yaitu :
➢ kandang untuk perkawinan, dimana ternak induk di pelihara bersama pejantan (imbangan yang ideal 1 jantan untuk 30 betina)
➢ kandang untuk bunting tua yaitu tempat induk 1 bulan menjelang melahirkan
➢ kandang untuk ternak yang sedang menyusui, yaitu tempat induk bersama anak.
Pemisahan / pengelompokan kandang diharapkan dapat mempermudah pemberian pakan, karena ternak bunting tua dan menyusui ada tambahan pakan dan juga untuk menghindarkan kejadian terinjaknya anak oleh domba lain.

o Tenaga Kerja pengelola
Peternak Mitra harus mempunyai tenaga kerja yang disiapkan khusus untuk mengelola usaha breeding. Agriranch siap mendidik tenaga Mitra dengan cara magang kerja di kandang Agriranch selama 2 sampai 3 hari sesuai kebutuhan. Substansi materi yang dapat dipelajari meliputi : perkandangan, menejemen pakan dan kesehatan domba. Adanya aktifitas magang ini diharapkan dapat melihat langsung kegiatan harian dan penanganan khusus periode pada ternak, seperti menolong proses kelahiran dan pengobatan ternak yang kurang sehat. Aktivitas magang ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh Agriranch secara gratis untuk mendukung keberhasilan peternak Mitra.

3. Perencanaan Usaha
Informasi dan fakta dari hasil survey akan digunakan untuk membuat suatu rencana usaha breeding yang akan dilakukan oleh Peternak Mitra. Adapun inti dari perencanaan tersebut adalah :

o Jumlah Ternak yang akan dipelihara
Potensi sumber hijauan Mitra akan digunakan sebagai dasar menentukan jumlah domba yang akan dipelihara. Luas kebun rumput 1 Ha pada lahan irigasi sebaiknya digunakan untuk memelihara 200 induk domba. Untuk meningkatkan kualitas hijauan perlu disiapkan tanaman leguminosa pohon, untuk 1 ekor induk domba disiapkan 5 tanaman leguminosa pohon (gliricidia atau lamtoro).
Imbangan antara jantan dan betina adalah 1 : 30. Jumlah induk domba yang akan dipelihara Mitra disarankan minimal 100 ekor, hal ini terkait efisiensi dalam melakukan monitoring dan pelaksanaan panen anak domba.

o Pengadaan Indukan Domba
Induk Domba dapat dibeli dari pasar atau Agriranch. Agriranch menyediakan induk domba yang secara eksteriur memenuhi syarat sebagai induk dan dalam kondisi bunting 2 sampai 4 bulan. Harga domba induk didasarkan pada berat badan yang ditimbang di kandang Agriranch yaitu sekitar Rp. 24.000,-/kg berat badan.

o Estimasi untuk Analisis Ekonomi
Pada budidaya domba ada beberapa koefisien teknis yang dapat digunakan untuk melakukan analisis ekonomi, antara lain :
➢ Domba induk siap dikawinkan saat berat badan ideal yaitu 18 kg.
➢ Imbangan antara jantan dan betina = 1 : 30
➢ Lama kebuntingan domba 5,5 bulan atau 160 sampai 170 hari.
➢ Setiap kelahiran rata-rata 2 ekor
➢ Ratio jenis kelamin anak jantan dan betina 50%.
➢ Induk dapat dikawinkan kembali 2,5 bulan setelah melahirkan, sehingga dalam 2 tahun induk beranak 3 kali.
➢ Mortalitas induk 2% / tahun
➢ Mortalitas anak 5% (jumlah anak 5 ekor selama 2 tahun)
➢ Berat anak usia panen 12 kg untuk jantan dan 10 kg untuk betina
➢ Pakan hijauan induk 4 kg segar /ekor/hari
➢ Pakan konsentrat 300 gr/ekor/hari selama 3 bulan (0,5 bulan menjelang melahirkan dan 2,5 bulan saat menyusui) setara dengan 9 bulan selama 2 tahun. Namun konsentrat ini dapat digantikan oleh daun leguminosa sekitar 1 kg segar/ekor/hari.
Dari koefien teknis tersebut dapat digambarkan pendapatan kotor dari Peternak Mitra sebagai berikut :
➢ Berat anak siap jual untuk jantan 12 kg dan betina 10 kg, jadi rata-rata 11 kg.
➢ Harga anak jantan Rp 23.000,-/kg dan betina Rp.22.000, sehingga rata-rata 22.500,-/kg.
➢ 1 ekor induk melahirkan 5 ekor dalam 2 tahun jadi setara dengan berat badan anak : 5 x 11 kg = 55 kg
➢ Pendapatan selama 2 tahun : 55 x Rp.22.500,- = Rp.1.237.500,-
➢ Untuk 100 ekor induk = 100 x Rp. 1.237.500,- = Rp. 123.750.000,-
➢ Jadi pendapatan per bulan dari 100 ekor induk = Rp.5.156.250,-

Pelaksanaan Kerjasama
Setelah Mitra memahami potensi kerjasama dengan Agriranch dan punya niatan untuk membangun kerjasama, maka tahapan selanjutnya adalah :
1. Membangun / memperbaiki sumber hijauan pakan ternak
Sumber hijauan pakan ternak merupakan salah satu indikator utama yang digunakan untuk menentukan kesiapan dimulainya usaha breeding domba. Sebelum ada sumber hijauan yang memadahi peternak Mitra tidak diperbolehkan untuk mendatangkan domba indukan. Apabila sumber hijauan masih dalam katagori mulai menanam, maka waktu yang diperlukan sekitar 3 bulan untuk panen pertama hijauan, dan saat inilah ternak dapat didatangkan, hal ini penting dalam menjaga kontinyuitas produksi hijauan tersebut.

2. Membangun / memperbaiki kandang domba
Sebelum tersedia kandang yang memadai peternak Mitra tidak diperbolehkan untuk mendatangkan domba indukan.

3. Kesediaan mengisi nota kesepakatan Kerjasama
Kesepakatan kerjasama akan dituangkan dalam bentuk kesepakatan kerjasama yang ditandatangani kedua belah pihak (Agriranch dan Mitra). Isi nota kesepakatan sekitar hak dan kewajiban kedua belah pihak serta waktu kerjasama.

4. Pendampingan Tim Breeding
Tim Breeding adalah Tim Agriranch yang mengawal mitra dalam melaksanakan usaha breeding domba. Tim ini akan membantu Peternak Mitra dengan tugas sebagai berikut :
➢ Melakukan survey lokasi, dengan tujuan membantu perhitungan berapa jumlah ternak yang ideal untuk menjaga sustainabilitas usaha (usaha yang terus berkesinambungan).
➢ Melatih skill (ketrampilan teknis) tenaga kerja Peternak Mitra dengan cara magang kerja di kandang Agriranch. Selama magang kerja diharapkan tenaga kerja yang dilatih mengikuti dengan aktif kegiatan breeding yang dilakukan di kandang Agriranch sehingga terjadi tranfer pengetahuan dan pada hari terakhiir akan dilakukan diskusi untuk membahas kejadian yang dianggap masih belum dipahami.
➢ Melayani Peternak Mitra untuk melakukan seleksi indukan yang akan dibeli dari Agriranch.
➢ Membantu menyelesaikan masalah pada Peternak Mitra dengan melakukan visitasi (kunjungan) secara periodik minimal 1 bulan sekali untuk melihat langsung keberhasilan dan evaluasi usaha.
➢ Membantu melakukan monitoring produksi yang meliputi jumlah induk yang melahirkan dan jumlah anak yang dilahirkan serta melakukan pendampingan pengobatan ternak apabila diperlukan.
➢ Membantu peternak untuk mengembangkan potensi sumber-sumber pakan lokal untuk menjaga kontinyuitas suplay pakan.
Keberadaan Tim breeding untuk mendampingi Peternak Mitra adalah suatu bentuk pelayanan Agriranch terhadap Mitra usahanya, sehingga peternak Mitra dapat menjalankan usahanya dengan baik tanpa dibebani biaya selama pendampingan berlangsung.

5. Pengadaan Domba Induk
Setelah sumber hijauan, kandang dan tenaga kerja siap, maka peternak Mitra dapat mendatangkan domba induk dengan jumlah sesuai dengan rencana dan potensi yang ada. Domba induk yang dibeli dari Agriranch merupakan domba dalam kondisi bunting dan sudah dipersiapkan untuk dipelihara oleh mitra. Namun bila domba induk didatangkan dari luar, maka perlu beberapa perhatian seperti pengguntingan bulu, pemberian obat cacing dan vitamin serta adaptasi yang cukup terhadap pola pakan dan kandang. Umumnya periode adaptasi berlangsung selama 7 hari. Selama masa adaptasi ini perlu adanya perhatian khusus, karena sering terjadi penyakit mata dan nafsu makan turun.
6. Waktu Panen
Produk utama dari usaha breeding adalah anak domba yang berhasil dijual pada Agriranch. Harga anak domba oleh Agriranch didasarkan pada berat badan, sehingga jumlah dan berat badan anak merupakan penentu besarnya pendapatan Peternak Mitra. Saat panen yang ideal adalah saat lepas sapih, yaitu dimana anak domba sudah tidak menyusu pada induknya. Umumnya waktu lepas sapi sekitar 2,5 sampai 3 bulan setelah lahir hal ini tergantung pada persediaan susu induk. Anak domba (cempe) lepas sapih dikumpulkan dalam suatu kandang dipersiapkan untuk dipanen, sedangkan induk domba dimasukkan dalam kandang perkawinan agar induk tersebut dikawini pejantan lagi.
7. Pelaksanaan Panen
Koordinasi antara Tim Breeding Agriranch dengan Peternak Mitra untuk pelaksanaan panen perlu dilakukan khususnya terkait dengan waktu dan transportasi. Setelah alat transportasi Agriranch siap untuk mengangkut anak domba, maka Peternak Mitra bersama dengan Tim Breeding melakukan penimbangan anak domba, hasil penimbangan tersebut digunakan untuk menentukan jumlah uang panen yang harus dibayar Agriranch pada Peternak Mitra.
8. Pembayaran
Pembayaran hasil panen dilakukan oleh Agriranch paling lambat 2 hari setelah panen. Untuk keamanan pembayaran akan dilakukan melalui transfer dana ke rekening Bank yang sudah disepakati.

Penutup
Kerjasama ini dilandasi suatu kepercayaan antara kedua belah pihak, oleh karena itu semua harga yang ditetapkan dalam isi nota kesepakatan dapat berubah sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran. Perubahan harga dapat dilakukan dalam kurun waktu 4 sampai 6 bulan, artinya setiap 4 sampai 6 bulan dapat dilakukan peninjauan pada harga anak domba.